SAWARGA MANILOKA

Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana

9 Januari 2024

Tali Temali antara Simpul dan Ikatan

Tali Temali antara Simpul dan Ikatan


Seorang biasanya membutuhkan keterampilan dalam memecahkan masalah, termasuk masalah-masalah yang kaitannya dengan pertalian. Maka dari itu, mempelajari teknik tali menali menjadi sebuah materi yang sangat wajib bagi seorang Pramuka. 

Kita mungkin sudah tidak asing dengan kalimat tali menali, apalagi hal tersebut sangat terasa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, seorang pramuka hendaknya menemukan solusi kreatif dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus berpangku tangan orang lain membantunya, justru ia sendiri yang harus membantu terutama dalam soal tali temali. 

Tali temali memiliki banyak fungsi dan manfaat, sesuai dengan jenis-jenis tali temali yang digunakan. Adapun fungsi secara umum adalah menyambung, menyimpul, mengikat, mengokohkan dan banyak lagi lainnya. 

Umumnya tali yang digunakan pada kegiatan pramuka adalah tali khusus pramuka yang biasa disebut dengan tali marlon. Selain itu, tali lain juga dapat digunakan jika dalam keadaan mendesak seperti tambang, rapia, pelepah pisang, kabel dan lainnya yang bisa difungsikan sebagai tali. 

Mengenai teknik menggunakan tali dapat kiat pisahkan menjadi dua macam yaitu simpul dan ikatan. Dimana keduanya memiliki fungsi dan kegunaannya tersendiri. 

Tali Simpul

Tali simpul merupakan teknik yang paling dasar, dimana tali akan saling mengaitkan dengan tali itu sendiri atau dengan tali lainnya sehingga membuat sebuah simpul. Ada berbagai macam tali simpul yang diajarkan dalam kegiatan kepramukaan di sekolah maupun di lapangan diantaranya. 

1. Simpul Mati

Simpul ini digunakan untuk mengikat dua utas tali sehingga kekuatan ikatannya sama besar. Simpul mati juga biasanya digunakan untuk mengakhiri suatu ikatan sehingga ikatannya tidak longgar. 

2. Simpul Pangkal


Simpul pangkal memiliki kegunaan yang amat penting dalam memulai suatu fondasi dari kegiatan ikatan. Biasanya digunakan untuk memulai dan mengakhiri ikatan sehingga ikatan akan lebih kuat. 

3. Simpul Jangkar


Simpul Jangkar merupakan simpul yang mengaitkan tali pada sebuah benda. Simpul ini memiliki fungsi untuk mengangkat beban seperti kayu atau benda lainnya. Simpul jangkar biasa digunakan juga dalam membuat tandu dan timbaan air. 

4. Simpul Anyam Tunggal

Simpul anyam tunggal merupakan teknik tali menali untuk menyambungkan dua utas tali yang secara ukurannya tidak sama dan dalam keadaan kering. 

5. Simpul Anyam Ganda

Sama halnya dengan simpul anyam tunggal dimana teknik ini merupakan teknik untuk menyambungkan dua utas tali yang ukurannya tidak sama besar tapi, dalam keadaan basah. 

Itu adalah contoh daripada simpul-simpul yang biasa digunakan di dalam kegiatan Pramuka. Adapun contoh lainnya diantaranya simpul tambat, simpul kembar, simpul kursi, simpul erat, simpul laso dan lainnya. 

Tali Ikatan

Beda halnya dengan simpul, ikatan merupakan tahap selanjutnya yang mesti dipelajari seorang pramuka dalam menggunakan teknik tali-menali. Tali ikatan merupakan teknik tali menali yang menggabungkan beberapa benda. 

Ikatan ini sangat penting karena hal ini yang akan menjadi tolak ukur dari seberapa kuatnya sebuah kerangka atau bangunan yang dibuat oleh seorang pramuka. 

Adapun macam-macam ikatan diantaranya

1. Ikatan Palang


Ikatan palang merupakan ikatan yang menggabungkan dua buah benda (tongkat) dalam posisi seperti palang diantara garis horizontal dan vertikal. Ikatan palang biasa disebut sebagai squere lashing dimana dua tongkat yang berbentuk palang diikat erat oleh sebuah tali. Ikatan ini biasanya digunakan untuk membuat tandu, tempat jemuran, atau kerangka tenda regu. 

2. Ikatan Silang 


Ikatan silang sama halnya dengan ikatan palang diatas, hanya saja posisi kedua tongkat yang akan digabungkan tersebut menyilang, dan apabila ditegakkan akan membentuk sudut 90 derajat. Ikatan silang atau cross lashing memiliki fungsi yang sama yaitu digunakan untuk membentuk sebuah kerangka bangunan seperti fondasi tenda regu, penyangga alat masak, tiang jemuran dan sebagainya. 

3. Ikatan Canggah

Ikatan canggah merupakan teknik tali menali untuk menggabung dua buah tongkat yang saling tegak lurus. Hal ini dilakukan agar tongkat tersebut dapat digunakan sepanjang mungkin sesuai keguanaannya. Biasanya digunakan untuk membuat tiang bendera.

4. Ikatan Kaki Tiga


Ikatan kaki tiga atau tripod lashing merupakan ikatan yang memiliki fungsi untuk menghubungkan tiga buah tongkat sehingga dapat membentuk seperti tiga kaki. Ikatan kaki tiga ini memiliki fungsi untuk membuat sebuah pionering seperti menara pandang dan bangunan lainnya. 

Demikianlah penjelasan hari ini mengenai tali temali. Pada dasarnya teknik ini sangat berguna dimiliki oleh seorang pramuka dan masyarakat pada umumnya karena penerapannya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 

28 Desember 2023

Memahami Sandi Morse Pramuka dan Cara Menghafalnya

Memahami Sandi Morse Pramuka dan Cara Menghafalnya


 Dalam kegiatan Pramuka, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah sandi dan semboyan. Setelah sebelumnya kita belajar mengenai sandi kotak 1, 2, dan 3 yang kemudian dilanjutkan dengan semaphore selanjutnya kita akan mempelajari sandi morse. 

Sandi Morse dalam kegiatan pramuka biasa digunakan sebagai media komunikasi antar anggota dengan menggunakan media tertentu. Sandi morse ditentukan oleh kode panjang-pendeknya bunyi atau menggunakan strip-titik jika dalam bentuk tulisan. 

Kode morse ini banyak sekali manfaatnya dan telah digunakan oleh banyak aktivitas sebagai pengganti dari huruf dan angka. 

Sejarah Sandi Morse

Sandi morse pertama kali ditemukan oleh Samuel Finley Breese Morse atau biasa disapa Samuel Morse. Samuel Morse merupakan seorang yang senang dengan kesenian yang lahir pada tanggal 27 April 1791 di Charlestown, Massachuseth. 

Pada tahun 1832 ketika dalam perjalanan pulang bersama keluarga Samuel Morse mendengar tentang penemuan terbaru mengenai elektromagnet. Hal tersebut, membuatnya tertarik untuk memikirkan konsep telegraf listrik, karena sebelumnya juga ia pernah belajar soal kelistrikan ketika di Yalle College. 

Tahun 1835 Samuel Morse berhasil menemukan telegraf pertama di dunia, yang kemudian dioperasikan di Universitas New York. Dua tahun setelahnya Samuel Morse bersama kedua rekannya berhasil membuat hak paten terhadap telegraf yanng dibuatnya. 

Telegraf Morse tersebut memiliki kode berupa titik-titik dan garis sehingga dapat merubah angka menjadi kata-kata. Penemuan tersebut berkembang dan banyak digunakan di dunia bahkan hingga saat ini kode morse masih dapat digunakan. 

Samuel Morse harus menemui ajalnya diusia ke-81 tahun tepatnya pada tanggal 2 April 1872 di New York, Amerika Serikat. 

Rumus Sandi Morse dan Alat yang Digunakan

Sandi Morse pada dasarnya terdiri atas titik dan strip, atau panjang pendeknya suatu bunyi, cahaya atau lainnya tergantung media yang digunakan. Perbandingannya adalah 1:3 apabila bunyinya pendek satu ketukan maka bunyi panjangnya tiga ketukan. 

Alat atau media yang biasa digunakan dalam mengirimkan sandir morse pramuka di antaranya adalah peluit, bendera, senter, asap, denyut listrik, tulisan maupun lambaian tangan. 

Perhatikan sandi morse berikut


Cara Menghafal Sandi Morse

Jika kita perhatikan mungkin agak sulit untuk menghafal titik dan strip dari sandi morse ini maka, untuk memudahkan menghafalnya kita memerlukan beberapa metode. 

1. Metode Koch

Cara menghafal sandi morse dengan metode ini adalah dengan menggunakan sistem gradual. Cara digunakan dengan melatih setiap huruf secara terus menerus diulang dan memberikan jarak interval yang ada dengan menggunakan huruf E dan T. 


 2. Metode Subtitusi

Metode Subtitusi adalah membuat sebuah padanan kata dari huruf alfabet yang kemudian diikuti dengan huruf vokal. Huruf vokal ini yang kemudian menjadi kunci yaitu huruf O untuk tanda strip (-) dan huruf vokal, A, I, U dan E untuk tanda titik (.). Pada metode ini untuk menghafalnya dapat dilagukan.

3. Metode Pengelompokan

Metode ini biasa digunakan untuk memudahkan mengingat kelompok-kelompok yang memiliki tanda tertentu. Dimana titik-titik akan dikelompokan dengan titik-titik begitu pula sebaliknya. Ada kelompok yang berlawanan atau berpasangan. 


26 Desember 2023

Letjen Himawan Soetanto Ketua Kwarnas dengan Segudang Karier Militer

Letjen Himawan Soetanto Ketua Kwarnas dengan Segudang Karier Militer


Letjen Himawan Soetanto merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang ke empat. Dalam perjalanan hidupnya Himawan mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara dengan membangun karier di dalam dunia militer. 

Himawan memiliki nama lengkap Letnan Jendral (purn) Raden Himawan Soetanto, M.Hum yang lahir pada tanggal 14 September 1929. Himawan merupakan anak dari seoranng pejuang Mayjen Mohamad Mangoendiprodjo, yang merupakan pimpinan TKR Jawa Timur dan salah satu tokoh penting dalam peristiwa 10 November 1945. 

Pada tanggal 28 Oktober 1945 saat usia baru 16 tahun Himawan bergabung dengan pasukan Sawunggaling ikut bertempur bersama ayahnya di Wonokromo, Surabaya. Kemudian masuk sebagai kadet militer dan bergabung dengan pasukan siliwangi dan melakukan long march ke Jawa Barat. 

Selepasnya dari Taruna Militer Akademi, tahun 1948 Himawan ditugaskan untuk mendukung front Subang dalam mengahadapi operasi militer Belanda. 

Karier Militer Himawan Soetanto

Selain sebagai prajurit Himawan pernah menjadi perwira Operasi Militer Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna Akmil, Perwira ALO, dan berkesempatan mengikut Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat. 

Setelah lulus dari Militer Akademi, Himawan ditugaskan untuk bergabung dengan artileri di Kediri. Ketika ditengah perjalanan pulangnya Yogyakarta yang saat itu Ibu Kota Negara telah berhasil diduduki Belanda sehingga membuat ia harus bergabung dengan satuan terdekat, untuk memulai perang kemerdekaan. 

Ditengah perjalanan Himawan bertemu dengan Letkol Sukanda Bratamenggala, Wakil Ketua Staff Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Godean. Himawan bergabung dengan Staf MBKD yang kemudian membawanya ke Jawa Barat. 

Di tahun 1949 setelah perlawanannya terhadap Belanda, Himawan melanjutkan perjuangannya melawan pemberontak DI/TII. 

Tahun 1960-1961 Himawan di tugaskan menjadi Staff Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), di Leopoldiville, Kongo. 

Tahun 1964 terjadi sebuah peritiwa penting yang disebut sebagai operasi "gempur" dimana terjadi sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh Letkol Andi Selle yang merupakan kekuatan utama dari pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Operasi itu dimenangkan oleh Himawan dan pasukannya dan merebut kembali Polewali. 

Pada tahun 1975-1978 Himawa ditugaskan menjadi Pangdam VI/Siliwangi menghadapi peristiwa besar dimana ia menolak untuk menduduki ITB pada tahun 1977 sebagai konsekuensi atas penolakan terhadap Soeharto pada pemilihan Presiden di sidang istimewa MPR. 

Akibatnya, Himawan dimutasi menjadi duta besar Republik Indonesia untuk Malaysia untuk sementara, yang kemudian di tarik kembali menjadi  Panglima Kostranas pada tahun 1978. 

Posisi penting lainnya dalam karier militer Himawan adalah sebagai Kepala Staff Operasi Dephankam pada tahun 1983 dan Kepala Staff Umum ABRI pada tahun 1984. 

Menjadi Ketua Kwartir Nasional Keempat

Dalam Gerakan Pramuka Himawan pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Kwartir Nasional pada kepengurusan Mashudi, kemudian pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1993 di Jaya Pura, Himawan terpilih menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka hingga tahun 1998.

24 Desember 2023

Pengertian Semaphore dan Cara Menggunakannya

Pengertian Semaphore dan Cara Menggunakannya

 Teman Sawarga Maniloka, sebaagai seorang Pramuka tentu aja tidak asing dengan semaphore. Semaphore merupakan sebuah cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan media dua buah bendera. 


Keterampilan menggunakan semaphore bagi seorang Pramuka merupakan sesuatu yang wajib dikuasai. Dalam penggunaannya, jika tidak ada bendera sebenarnya bisa menggunakannya dengan benda lain seperti ranting, tonkat atau tangan kosong. 

Pengertian Semaphore Pramuka

sebagaimana yang disebutkan sebelumnya bahwa semaphore merupakan metode untuk mengirim dan menerima sebuah berita dari jarak jauh. Penyampaian berita atau informasi ini dilihat dari posisi tangan atau sebuah benda yang digunakan. 

Dalam konsep pendidikan pramuka biasanya menggunakan dua buah bendera yang berwarna merah dan kuning yang perpeduannya berbentuk segita sama kaki sehingga membentuk persegi. 

Ada dua bendera yang dipasang dengan tongkat dengan ukuran bendera sebes0ar 45 x 45 cm dan tongkatnya berukuran 55 cm. 

Perhatikan gambar berikut ini. 



Cara Penggunaan Semaphore 

  1. Pengirim dan penerima berita berdiri saling berhadapan dengan jarak tertentu yang terpenting dapat terlihat keduanya. (tidak boleh ngumpet)
  2. Pegang kedua tongkat bendera di pangkal ujung tali bendera seakan-akan bendera sambungan dari tangan. 
  3. Posisi tubuh tegak berdiri dengan kedua kaki agak terbuka. Sementara kedua tangan menyilangkan kedua bendera dibawah dan membentuk sikap siap atau tutup. 
  4. Untuk memulai pengiriman pesan, pengirim memberikan isyarat dengan membentuk huruf "R-Tutup" atau U-R secara berulang-ulang. 
  5. Ketika penerima siap menerima pesan dapat memberikan isyarat huruf K dan apabila belum siap memberikan isyarat huruf Q. 
  6. Ketika penerima sudah siap maka, pemberi pesan dapat membuat pesan huruf per huruf yang kemudian setiap kata diberikan jeda dengan memberikan isyarat posisi tutup. 
  7. Jika penerima dapat menerima pesan per kata dengan baik ia akan memberikan isyarat huruf C. Apabila, pesan yang disampaikan belum dipahami penerima hendaknya mengirimkan pesan isyarat I-M-I, lalu pengirim berita akan mengulangi pesan terakhir yang disampaikan. 
  8. Jika pengirim merasa isyarat yang diberikannya itu keliru, maka pengirim pesan dapat memberikan isyarat "tanda salah" atau meberikan isyarat huruf E sebanyak delapan kali. Kemudian mengulangi kata terakhir yang diberikan. 
  9. Apabila dirasakan sudah menyampaikan pesannya keseluruhan maka pengirim dapat memberikan isyarat A-R. Dan penerima membalas dengan isyarat huruf R yang artinya pesan telah diterima semuanya. 
  10. Untuk mengirimkan pesan angka, pengirim dapat memberikan isyarat "tanda angka" Posisi 5-6. Kemudian dapat menyampaikan pesan dengan ketentuan A=1, B=2, C=3, D=4, E=5, F=6, G=7, H=8, I=9, dan J=0 apabila pengirim telah selesai mengirimkan pesan angka maka dapat ditutup dengan mengirimkan isyarat J atau V. 

Sejarah Semaphore Pramuka

Semaphore pertama kali dikenalkan oleh Claude Chappe seorang pria berkebangsaan Prancis yang lahir di Brulon, Sarthe, pada 25 Desember 1763. 

Claude menyempurnakan gerakan-gerakan atau simbol-simbol semaphore sebagai alat komunikasi jarak jauh yang efektif pada era pertama zaman industri. 

Pada masa itu, semaphore pertama kali menggunakan kayu yang berukuran besar dan berbentuk menyerupai lengan. Kayu tersebut dipasang di atas menara yang tinggi dengan jarak 5-10 mil atau sekitar 8-160 km antar satu menara dengan menara lainnya. 

Setiap menara ditempati oleh seorang signaller sebagai operator dengan bantuan teleskop untuk melihat pesan yang dikirimkan oleh signaller dalam jarak jauh. 

Kemudian semaphore banyak digunakan di abad ke-19 untuk digunakan komuniksai antar kapal. Kemudian, dimulai penggunaannya dengan media bendera karena dirasa lebih aman dari pada dengan telepon atau radio.

23 Desember 2023

Memahami Sandi Kotak 1, 2 dan 3

Memahami Sandi Kotak 1, 2 dan 3

 Teman-teman Sawarga Maniloka, bagi seorang Pramuka memecahkan teka-teki dari sebuah sandi untuk menyelesaikan misi yang diberikan oleh Kakak Pembina tentu memiliki tantangan tersendiri. 


Sandi merupakan pesan rahasia yang memiliki kunci tersendiri. Sebagai seorang pramuka tentu kemampuan untuk memecahkan sebuah pesan rahasia menjadi sesuatu yang wajib kamu miliki. 

Tujuan dari pemecahan sandi ini adalah untuk melatih ketelitian, kepekaan, kecermatan dan daya ingat. Oleh karenanya, menguasai sandi juga sangat menyenangkan untuk bermain kata rahasia dengan teman Pramuka. 

Sandi Kotak merupakan sandi yang paling dasar dan tentu saja harus diketahui betul oleh sahabat Pramuka sekalian. 

Sandi Kotak 1

Perhatikan gambar berikut!

Jika kita uraikan maka akan menjadi berikut!




Pada Sandi Kotak 1 ini kita bisa melihat bahwa terdapat dua bentuk yaitu bentuk garis horizontal dan vertikal pada huruf a sampai r dan garis menyilang untuk huruf s sampai z. 

setiap tempat itu memiliki dua huruf dan bentuk. Setiap huruf pertama tidak memiliki titik sementara pada huruf kedua memiliki titik untuk membedakan bentuknya. Teman-teman dapat berlatih Sandi Kotak 1 sekarang!

Sandi Kotak 2

Perhatikan gambar berikut!



Pada sandi kotak 2 terlihat berbeda dengan sandi kotak 1 yaitu dimana bentuk yang terbuat oleh garis horizontal dan vertikal ini diisi oleh tiga huruf. Penentuan kotaknya, tidak jauh dengan sandi kotak 1 dimana huruf pertama pada setiap bentuk kotak itu tanpa titik, huruf kedua menggunakan satu titik dan huruf ketiga menggunakan dua titik. Perhatikan contoh diatas!

Sandi Kotak 3

Perhatikan gambar berikut



Pada sandi kotak 3 berbeda dengan sandi kotak 1 dan 2 terlihat lebih rumit. Tetapi, bila kita perhatikan fokus utama dalam bentuk pada sandi kotak 3 adalah sudutnya. Maka jika kita uraikan akan kuncinya adalah sebagai berikut!


Teman-teman pasti sudah sangat memahami Sandi Kotak 1, 2 dan 3 sekarang. Sekarang ayo kita pecahkan bersama misi yang telah diberikan kakak pembina kita dalam bentuk sandi kotak!

Mengenal Mashudi Ka Kwarnas dari Jawa Barat

Mengenal Mashudi Ka Kwarnas dari Jawa Barat

 Letnan Jendral Mashudi merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ketiga. Mashudi kecil lahir di Cibatu, Garut pada tanggal 11 September 1919. Pada masa remajanya ia pernah bersekolah di AMS B Yogyakarta yang saat ini menjadi SMA N3 Yogyakarta. Kemudian tumbuh dilingkungan Militer hingga berpangkat Letnan Jendral. 



Mashudi dalam perjalanannya merupakan seorang Gubernur Jawa Barat ke-7 terhitung sejak tanggal 6 Februari 1960 sampai 14 Februari 1970. Mashudi menjabat Gubernur ketika rekan-rekan seperjuangannya menghadapi keganasan peristiwa G 30 S PKI yaitu Siswondo Suparman dan R. Suprapto menjadi korban Lubang Buaya. 

Karier di Pramuka

Sejak tahun 1961 beriringan dengan amanah yang diemban oleh Mashudi menjadi Gubernur Jawa Barat. Mashudi, secara ex-officio merupakan ketuaMajelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat. 

Selain menjadi Gubernur Jawa Barat, Mashudi juga menjadi Wakil Ketua MPRS pada tahun 1966-1972. Kemudian, pada tahun 1974 Mashudi resmi menjadi Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat. 

Pada kesempatan tersebut, Mashudi merangkap menjadi wakil ketua Kwartir Nasional yang kemudian menjadi Pjs Ketua Kwartir Nasional pada tahun 1977-1978 menggantikan sementara Letjen M. Sarbini. 

Tahun 1978 dilaksanakan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka dan Mashudi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka hingga tahun 1993. 

22 Desember 2023

Letkol M. Sarbini Purna Tugas sebelum Tuntas

Letkol M. Sarbini Purna Tugas sebelum Tuntas

 Letnan Jendral M. Sarbini Martodihardjo merupakan seorang Jendral Purnawirawan yang lahir pada 10 Juni 1914 di Desa Indrosari, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Selama masa hidupnya Sarbini mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara dimulai dari aktivitasnya di Kepanduan Muhammadiyah, sehingga mengantarkannya menjadi Pahlawan Nasional Republik Indonesia. 


Masa Karier Militer M. Sarbini

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia M. Sarbini ikut serta dalam pendidikan PETA (chudanco) dari tahun 1942-1945 kemudian, Sarbini diangkat menjadi chudanco saidan II PETA di Gomobong, Kebumen. 

Pasca kekalahan Jepang terhadap sekutu Sarbini mendirikan Barisan Keamanan Rakyat di daerah kelahirannya Kebumen, dan menjadi ketua sejak September 1945. 

Karena keputusan Jendral Sudirman, akhirnya M. Sarbini diangkat menjadi Komandan Resimen Kedu I Divisi II Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berada di Magelang dengan pangkat Letnan Kolonel. 

Pada masa awal ia aktif dalam melancarkan serangan-serangan Belanda dan sekutu di Semarang. Tahun 1945, Sarbini diangkat menjadi Komandan STC Divisi III Pangeran Diponegoro di Magelang. Setahun setelahnya Sarbini dipindah tugaskan ke Kedu dengan jabatan STC/WK II. 

Ketangguhannya di dunia militer Sarbini melakukan aksi pembersihan bekas Pemberontak PKI Tahun 1948 di wilayah Magelang. Begitu pula ketika tentara Belanda melancarkan serangannya ke Yogyakarta, Sarbini memimpin perang gerilya yang dilakukan di Magelang, Kedu sampai Banyumas. 

Menjadi Menteri di Pemerintahan 

Tahun 1964 merupakan momentum terpanas yang dialami oleh Angkatan Darat dan PKI. Dalam kesempatan tersebut, Soekarno menjadi Sarbini sebagai Menteri urusan Veteran dan Demobilisasi tepat pada tanggal 27 Agustus 1964. 

Dari peranannya sebagai menteri salah satu karya monumentalnya yaitu komplek Graha Purna Yudha (Granadha) yang terdiri atas tiga gedung utama yaitu Gedung Veteran, Plaza Semanggi, dan Balai Sarbini. 

Pada tahun 1966 setelah peristiwa G 30 S PKI, Sarbini di dapuk menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan menggantikan AH. Nasution. Namun, kedudukannya sebagai menteri hanya sebulan saja yang kemudian digantikan oleh Soeharto. 

Pada tahun berikutnya 1968-1971 Sarbini diangkat kembali menjadi Menteri Transmigrasi dan Koperasi. 

Aktivitas Kepanduan M. Sarbini

Sarbini merupakan seseorang yang cukup aktif dalam organisasi-organisasi veteran sehingga Sarbini dinobatkan menjadi "Bapak Veteran Indonesia".

Selain, aktivitasnya di organisasi-organisasi veteran rupanya sejak dahulu kala Sarbini sangat aktif di dunia kepanduan. Sarbini turut mengembangkan diri melalui kepanduan Muhammadiyah Hizbull Wathan dan berguru langsung kepada KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. 

Sarbini juga, pernah mengabdikan dirinya menjadi guru HIS Muhammadiyah dan Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Banyumas. 

Diakhir masa hidupnya ia mengabdikan dirinya pada Gerakan Pramuka yang kemudian menjadi Ketua Kwartir Nasional Periode 1974-1978. Namun, belum tuntas ia menyelesaikan tugasnya sebagai ketua Kwartir Nasional Sarbini menghadap Tuhan yang maha esa dan tutup usia pada 21 Agustus 1977. 

21 Desember 2023

Sri Sultan Hamengkubuwono IX sang Bapak Pramuka Indonesia

Sri Sultan Hamengkubuwono IX sang Bapak Pramuka Indonesia

 


Sri Sultan Hamengkubuwono IX sudah tidak asing lagi ditelinga kita, sebab ia telah dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan Sultan Yogyakarta ke sembilan yang memiliki peranan penting dalam kepemimpinannya semenjak sebelum kemerdekaan  sampai pasca kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir pada 12 April 1912 di Ngasem, Yogyakarta dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Dia merupakan keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. 

Sejak usianya dua tahun, Dorodjatun telah dinobatkan sebagai putra mahkota kerajaan Yogyakarta. Hal tersebut juga membuat dirinya, harus menempuh pendidikan dan tinggal di luar keraton pada usia empat tahun. Ia tinggal bersama keluarga Belanda, yaitu Mulder yang merupakan kepala Sekolah Neutrale Hollands Javaanse Jongens School di Gondokusuman.

Pendidikan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Karena sejak kecil berada di dalam keluarga Belanda, ia pun menempuh pendidikan sebagaimana orang Belanda saat itu. Pada usia dini, ia memasuki Taman Kanak-kanak Frobel School dan Eerste Europheesche Lagere School B. 

Kemudian bersekolah di Neutrale Europheesche Lagere School setahun setelah kepindahannya dan tinggal bersama keluarga Cock. 

Pada tahun 1925 ia melanjutkan sekolahnya di sekolah menengah Hoogere Burgerschool (HBS) Semarang. Pada tahun 1928 ia pindah sekolah ke HBS Bandung karena merasa tidak cocok dengan lingkungan tempatnya ia tinggal. 

Semasa di Bandung ia tinggal bersama keluarga militer Belanda, Letkol De Boar. Belum tuntas pendidikannya ia diminta sang Ayah untuk pergi ke Belanda dan menimba ilmu disana, Maka, tahun 1930 berangkatlah ia ke Belanda dengan ditemani keluarga Hofland, seorang direktur pabrik gula. Setelahnya ia di Belanda, ia bersekolah di dua lembaga yang berbeda yaitu HBS B dan Stedelijk Gymnasium.

Pada tahun 1934 ia melanjutkan pendidikannya ke Leiden dan diterima di Universitas Leiden dan mengambil studi Indologi, yaitu studi tentang administrasi kolonial, etnologi dan kesusteraan di Hindia Belanda. 

Kemudian pada tahun 1939 ia kembali ke Indonesia, memenuhi panggil orangtuanya.

Dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta

Oktober 1939, ia dijemput oleh orangtuanya di Batavia dan menginap disana selama tiga hari. Kedatangannya disambut pula oleh Jendral Hindia Belanda serta dijamunya ia dan keluarga di Hotel Des Indes. 

Pada kesempatan tersebut pula, sang Ayah menyematkan sebuah keris Kiai Jaka Piturun yang merupakan sebuah simbol bahwa ia merupakan pewaris takhta kerajaan. 

Dalam perjalanannya pulang, sang Ayah tiba-tiba mengalami sebuah penyakit dan tidak sadarkan diri. Kemudian, tepat 22 Oktober 1939 Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dinyatakan meninggal dunia dan Dorodjatun naik takhta menggantikan sang Ayah. 

18 Maret 1940, ia dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwono IX sekaligus menyandang dua gelar lain yaitu Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram dan Sampeyan Dalam Ingkang Sinuwun Pangeran Sultan Hamengkubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Klaifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga. 

Perjuangan Masa Penjajahan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, banyak sekali penindasan terhadap pribumi tercapainya ambisi Jepang waktu itu. Dengan program kerja paksanya atau romusha Jepang melakukan tindakan-tindakan eksploitasi masyarakat. 

Melihat kekejaman Jepang tersebut, Hamengkubuwono mengajukan pembangunan kanal irigasi yang menyambungkan Kali Progo dan Kali Opak kepada Jepang. Hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan rakyatnya dari romusha. 

Pada 1942 ia juga melakukan beberapa reformasi di lingkungan kesultanannya dengan mengganti instansi-instansi yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Jawa. 

Masa Kemerdekaan Indonesia 

Sejak diproklamasikannya kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945, Hamengkubuwono IX menyambut hal tersebut dengan menyatakan kesediaannya bergabung dengan NKRI. Untuk mewujudkannya maka, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerbitkan Amanat 5 September 1945 serta membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah di Yogyakarta. 

Pasca kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, maka tentara sekutu datang kembali ke Indonesia sehingga membuat keadaan Jakarta menjadi tidak aman. Pada tanggal 2 Januari 1946 Sultan Hamengkubuwono IX menuliskan surat kepada Soekarno dan menawarkan kesediaan Yogyakarta untuk menjadi Ibu Kota sementara hingga situasi aman kembali. Karena keadaan tersebut akhirnya pada tanggal 4 April 1946 Yogyakarta menjadi Ibu Kota Negara. 

Sejak saat itulah, Sultan memberlakukan segala aktivitas di Yogyakarta menggunakan Bahasa Indonesia. Sebagian lahan dari Keraton pun dihibahkannya untuk dijadikan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Di Pemerintahan RI Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga masuk dalam jajaran kabinet Sjahrir III, terhitung sejak tahun 1947 kemudian menjadi Menteri Negara pada masa kabinet Amir Sjafruddin I, II dan kabinet Hatta I. 

Pada 2 September 1948 terjadi Agresi Militer II dari Belanda yang melancarkan serangan ke Yogyakarta. Sultan mengupayakan agar Belanda tidak masuk ke dalam keraton dengan memerintahkan untuk menutup seluruh gerbang keraton. Namun, pada tahun 1949 Sultan harus mengundurkan diri dari Gubernur DI Yogyakarta saat itu. 

Mengingat serangan tersebut yang berkepanjangan Sultan mengusulkan kepada Jendral Sudirman untuk melancarkan serangan terhadap Belanda. Kemudian, secara rahasia ia melakukan sebuah pertemuan dengan Letkol Soeharto menyusun rencana penyerangan yang kemudian dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret. 

Bapak Pramuka Indonesia

Sejak muda Sultan senantiasa bergelut dengan dunia kepanduan dan menjadi Pandu Agung atau Pemimpin Kepanduan. Maka, pada saat tahun 1961 Soekarno memiliki rencana untuk meleburkan organisasi-organisasi dalam satu wadah kepanduan selalu melibatkan Sultan untuk berkonsultasi soal kepanduan. 

Pada tanggal 9 Maret 1961 dibentuk sebuah kepanitiaan untuk merencanakan pembentukan wadah kepanduan yang kemudian dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pada tanggal 14 Agustus 1961 Soekarno melakukan penganugerahan Panji Pramuka yang kemudian kita sebut sebagai Hari Pramuka. 

Kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX didapuk menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama empat periode yaitu, 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970, dan 1970-1974. Kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX lebih dikenal dengan Bapak Pramuka Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada tahun 1973-1978.

Sri Sultan Hamengkubuwono dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 2 Oktober 1988 setelah mengunjungi Negara Jepang dan Amerika Serikat. Kemudian disemayamkan di Bangsal Kencono, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 
Daftar Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Daftar Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Tahun ini pada 1-4 Desember 2023 telah dilaksanakan sebuah pertemuan besar bagi Gerakan Pramuka yaitu Musyawarah Nasional ke-XI yang diselenggarakan di DI Aceh Darussalam. Dengan terpilihnya petahana, Budi Waseso didapuk kembali menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka periode 2023-2028. 


Ketua Kwarnas atau disebut juga Ka Kwarnas Budi Waseso tentu bukanlah satu-satunya yang menjadi Ketua. Pada periode sebelumnya terdapat beberapa tokoh yang dipercaya menjadi Ka Kwarnas diantaranya. 

  1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1961-1974)
  2. Letjen. M. Sarbini (1974-1978)
  3. Letjen. Mashudi (1978-1993)
  4. Letjen. Himawan Soetanto (1993-1998)
  5. Letjen. Rivai Harahap (1998-2003)
  6. Prof. Dr. Azrul Azwar, M.PH (2003-2013)
  7. Dr. H. Adhyaksa Dault, S.H.,M.Si (2013-2018)
  8. Komjen.Pol (Purn) Drs. Budi Waseso (2018-2028)
itulah sederet nama-nama ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang menjadi orang nomor 1 di tubuh Gerakan Pramuka dari masa ke masa. 

20 Juni 2020

Profile DKR Cidahu Masa Bakti 2015-2020

Profile DKR Cidahu Masa Bakti 2015-2020

Dewan Kerja merupakan bagian integral dari badan kelengkapan Kwartir. Dewan Kerja harus ada dalam setiap tingkatan kwartir baik Nasional hingga ranting, yang diisi oleh Pramuka Penegak dan Pandega sebagai wahana kaderisasi kepemimpinan dan media pembelajaran berorganisasi bagi kaum muda. Dewan Kerja juga memiliki tanggung jawab untuk mengelola pembinaan dan pengembangan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega yang pertanggung jawabannya langsung kepada ketua kwartir melalui ketua dan wakil ketua Dewan Kerja yang secara ex-officio adalah andalan kwartir.



Dewan Kerja Ranting Cidahu sudah ada sejak berdirinya Kwartir Ranting Cidahu dengan Berbagai dinamika dan perubahan yang terjadi di wilayah Kecamatan Cidahu, Kab. Sukabumi. 

Berikut nama-nama Ketua Kwartir Ranting Cidahu dari Masa ke masa. 
  1.  Ade Laksana (alm)
  2. Sumkana (alm)
  3. Supardi
  4. Cecep Sobandi (alm)
  5. Tatang Sultoni
  6. Dedi Permadi
  7. Rahmat (alm)
  8. Dedi Permadi
  9. Ujang Wawan
Adapun nama-nama Ketua Dewan Kerja Ranting Cidahu dari masa ke masa
  1. Falah Saepul Rahmat
  2. Dedi Permadi
  3. Dodi Rosmayadi
  4. Syubhan
  5. Dede Suryana
  6. Sulaeman Daud

Pada awalnya pemilihan ketua DKR Cidahu dipilih secara aklamasi karena di wilayah Cidahu sekolah setingkat SMA/SMK/MA tidak begitu banyak hingga tahun 2010 hanya ada dua sekolah yaitu MA Al Hudaebiyah dan MA I'anatuth Tholibin kemudian tahun-tahun berikutnya bermunculan SLTA di Cidahu sehingga dapat dilaksanakan Musppanitra untuk yang pertama kalinya pada tanggal 16 April 2015 di MA I'anatuth Tholibin yang kemudian peringati sebagai hari lahirnya keluarga besar Pramuka Penegak dan Pandega yang disebut Sawarga Maniloka.

VISI
Mewujudkan Gerakan Pramuka Penegak dan Pandega Cidahu yang Maju, Rahayu dan Saluyu

MISI
  1. Membangung kecintaan dan kecitraan terhadap Gerakan Pramuka di tingkat Kwartir Ranting Cidahu.
  2. Meningkatkan kualitas Pramuka Penegak dan Pandega Cidahu dengan melakukan pembinaan dan pengembangan melalui kegiatan yang dapat menunjang intelektual, emosional, spiritual, sosial dan fisik.
  3. Membangun keseriusan dalam pola perkaderan melalui Pengembangan dalam mengisi SKU dan SKK.
  4. Membuat unit-unit kegiatan sebagai wadah pengembangan daripada pembinaan kepramukaan Penegak dan Pandega.

 
Susunan Pengurus 
Dewan Kerja Ranting Cidahu
Masa Bakti 2015-2020
Reshufle tahun 2019

Ketua Kwartir Ranting Cidahu  : Ujang Wawan S.Pd.,MG
Andalan T/D Putera                     : Saepul Akbar, MT.
Andalan T/D Puteri                      : Neng Syarifah

Dewan Kerja Ranting 
Ketua                                               : Sulaeman Daud
Wakil Ketua                                    : Zulfa Rahma
Sekretaris I                                     : Ade Wahyu
Sekretaris II                                   : Lilis Nurlaelasari
Bendahara                                      : Abdul Rojak

BIDANG-BIDANG
Bidang Kajian Kepramukaan           
Ketua           :      Dede Abdulah Rosidin
Anggota       :
  • Abdul Hanif
  • Ega Mutia
  • Rina Fitriana
Bidang Kegiatan Kepramukaan          
Ketua           :     Andri Maulana Yusuf
Anggota       :
  • Indra Juliansyah
  • Wulanda Safitri
  • Ikbalah
Bidang Pembinaan dan Pengembangan
Ketua          :       Adiansyah
Angggota    : 
  • Fadli Ihja Rizaldi
  • Nurazijah
  • Adinda Safitri
Bidang Evaluasi Dan Peneletian
Ketua          :     Ujang Solahudin Al-Ayubi
Anggota      :
  • Rangga Saputra
  • Indah Gita Cahyani
  • Rizki Waluyan
Daftar Dewan Kerja Ranting Cidahu Masa Bakti 2015-2020

  1. Sulaeman Daud
  2. Mega Pratiwi
  3. Solahudin
  4. Habil M. Syukron
  5. Siti Inayah
  6. Abi Abdurrahman
  7. Nurdin Saputra
  8. Ilyas Iskandar
  9. Fadli Ihja R
  10. M. Rifaldi
  11. Eva Lestari
  12. Lia Atikah
  13. Lisna
  14. Puput Cahyani
  15. Dede Abdullah R
  16. Abdul Rojak
  17. Adiansyah
  18. M. Ridwan
  19. M. Indra
  20. Muhammad Syafei
  21. Muhammad Ihsan S
  22. Euis Susanti
  23. Lani Susilawati
  24. Ade Wahyu 
  25. Zulfa Rahma
  26. Ineu Sulistiani
  27. Rangga Saputra
  28. Resa S Putri
  29. M. Alfin Firdaus
  30. Sifa Fauziah
  31. Fikri Muliawan
  32. Ronaldiansyah
  33. Abdul Hanif
  34. M. Imam Maulana
  35. U. Sholahudin Al Ayubi
  36. Andri Maulana
  37. Nurzein
  38. Asep Kusnawan
  39. Indra Juliansyah
  40. Indah Gita Cahyani
  41. Siti Nuraeni
  42. Rizki Waluyan
  43. Rina Fitriana
  44. Lilis Nurlaelasari
  45. Wulanda Safitri
  46. Nur Azijah
  47. Adinda Safitri
  48. Ega Mutia
  49. Ikbalah