Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana

26 Desember 2023

Letjen Himawan Soetanto Ketua Kwarnas dengan Segudang Karier Militer

| 26 Desember 2023

Letjen Himawan Soetanto merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang ke empat. Dalam perjalanan hidupnya Himawan mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara dengan membangun karier di dalam dunia militer. 

Himawan memiliki nama lengkap Letnan Jendral (purn) Raden Himawan Soetanto, M.Hum yang lahir pada tanggal 14 September 1929. Himawan merupakan anak dari seoranng pejuang Mayjen Mohamad Mangoendiprodjo, yang merupakan pimpinan TKR Jawa Timur dan salah satu tokoh penting dalam peristiwa 10 November 1945. 

Pada tanggal 28 Oktober 1945 saat usia baru 16 tahun Himawan bergabung dengan pasukan Sawunggaling ikut bertempur bersama ayahnya di Wonokromo, Surabaya. Kemudian masuk sebagai kadet militer dan bergabung dengan pasukan siliwangi dan melakukan long march ke Jawa Barat. 

Selepasnya dari Taruna Militer Akademi, tahun 1948 Himawan ditugaskan untuk mendukung front Subang dalam mengahadapi operasi militer Belanda. 

Karier Militer Himawan Soetanto

Selain sebagai prajurit Himawan pernah menjadi perwira Operasi Militer Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna Akmil, Perwira ALO, dan berkesempatan mengikut Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat. 

Setelah lulus dari Militer Akademi, Himawan ditugaskan untuk bergabung dengan artileri di Kediri. Ketika ditengah perjalanan pulangnya Yogyakarta yang saat itu Ibu Kota Negara telah berhasil diduduki Belanda sehingga membuat ia harus bergabung dengan satuan terdekat, untuk memulai perang kemerdekaan. 

Ditengah perjalanan Himawan bertemu dengan Letkol Sukanda Bratamenggala, Wakil Ketua Staff Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Godean. Himawan bergabung dengan Staf MBKD yang kemudian membawanya ke Jawa Barat. 

Di tahun 1949 setelah perlawanannya terhadap Belanda, Himawan melanjutkan perjuangannya melawan pemberontak DI/TII. 

Tahun 1960-1961 Himawan di tugaskan menjadi Staff Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), di Leopoldiville, Kongo. 

Tahun 1964 terjadi sebuah peritiwa penting yang disebut sebagai operasi "gempur" dimana terjadi sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh Letkol Andi Selle yang merupakan kekuatan utama dari pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Operasi itu dimenangkan oleh Himawan dan pasukannya dan merebut kembali Polewali. 

Pada tahun 1975-1978 Himawa ditugaskan menjadi Pangdam VI/Siliwangi menghadapi peristiwa besar dimana ia menolak untuk menduduki ITB pada tahun 1977 sebagai konsekuensi atas penolakan terhadap Soeharto pada pemilihan Presiden di sidang istimewa MPR. 

Akibatnya, Himawan dimutasi menjadi duta besar Republik Indonesia untuk Malaysia untuk sementara, yang kemudian di tarik kembali menjadi  Panglima Kostranas pada tahun 1978. 

Posisi penting lainnya dalam karier militer Himawan adalah sebagai Kepala Staff Operasi Dephankam pada tahun 1983 dan Kepala Staff Umum ABRI pada tahun 1984. 

Menjadi Ketua Kwartir Nasional Keempat

Dalam Gerakan Pramuka Himawan pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Kwartir Nasional pada kepengurusan Mashudi, kemudian pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1993 di Jaya Pura, Himawan terpilih menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka hingga tahun 1998.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar